Mengenang Perjuangan Yunani di Piala Dunia 2014
Serafin Unus Pasi | 9 September 2022, 18:29
Bola.net - Piala Dunia 2014 Brasil menjadi turnamen Piala Dunia ketiga yang pernah diikuti oleh timnas Yunani. Georgios Samaras dan kolega lolos ke Brasil usai melewati hadangan Rumania di babak playoff.
Advertisement
Tim berjuluk Ethniki ini kemudian tergabung di Grup C bersama Kolombia, Jepang, dan Pantai Gading. Pada partai perdana melawan Kolombia, Yunani harus rela menelan hasil pahit usai digasak oleh James Rodriguez dan kolega dengan skor 0-3.
Kemudian di matchday kedua, Yunani ditahan imbang oleh Jepang dengan skor 0-0 sehingga peluang mereka untuk lolos ke babak berikutnya ditentukan di pertandingan terakhir melawan Pantai Gading. Lalu, Ethniki berhasil meraih kemenangan penting dengan skor 2-1 atas Les Éléphants sekaligus mengunci posisi runner up Grup C.
Di babak 16 besar, tim asuhan Fernando Santos tersebut sudah ditunggu oleh timnas Kosta Rika yang di luar dugaan mampu menjadi juara Grup D dengan menyisihkan Italia maupun Inggris.
Advertisement
Kontroversi Penalti Samaras
Pendukung Pantai Gading di Estadio Governador, Fortaleza, sudah siap-siap bersorak menyambut kesuksesan timnya. Pada laga pamungkas Grup C itu, Pantai Gading hanya membutuhkan hasil imbang untuk meraih tiket ke babak 16 besar.
Namun, petaka hadir di menit 90+3 saat Jose Holebas mengirimkan umpan tarik dari sisi kiri pertahanan Pantai Gading. Georgios Samaras yang dikawal Giovanni Sio di tengah kotak penalti terjatuh saat hendak melakukan tendangan first time.
Wasit Carlos Vera pun memberi hadiah penalti untuk Yunani yang sukses dieksekusi oleh Samaras menjadi gol. Penalti tersebut sedikit berbau kontroversi, karena lewat rekaman video menunjukkan tak ada kontak yang terjadi antara Giovanni Sio dan Samaras di kotak penalti.
Kandas di Tangan Kosta Rika
Asa mengulang kejutan di ajang Piala Eropa 2004 harus terkubur, usai Yunani dikalahkan Kosta Rika lewat adu penalti di babak 16 besar Piala Dunia 2014. Di laga itu, Ethniki dan Kosta Rika mampu bermain imbang 1-1 di waktu normal maupun di babak perpanjangan waktu.
Kosta Rika unggul terlebih dahulu lewat tendangan luar kotak penalti dari Bryan Ruiz di menit ke-51. Namun, beberapa detik menjelang usai, pada menit ke-90, Sokratis Papastathopoulos berhasil menyamakan kedudukan dari satu tendangan di area pertahanan Kosta Rika. Skor menjadi 1-1.
Di babak extra time kedua tim tidak menghasilkan peluang berarti, hingga terpaksa dilanjutkan babak tos-tosan. Theofanis Gekas menjadi satu eksekutor yang gagal menceploskan bola ke gawang Keylor Navas, sementara semua penendang Kosta Rika mampu menjalankan tugas dengan baik.
Advertisement
Tangan Dingin Fernando Santos
Otto Rehhagel resmi dipecat usai gagal menorehkan prestasi di Piala Dunia 2010 dan digantikan oleh Fernando Santos. Di tangan pelatih asal Portugal itu, Yunani berhasil bangkit dari keterpurukan dengan memastikan diri lolos ke babak penyisihan Piala Dunia 2014.
Kehadiran Santos di Yunani sempat memberikan angin segar. Di bawah asuhan Santos, Ethniki sempat mencetak rekor 17 pertandingan tak terkalahkan dan mencapai peringkat FIFA tertinggi mereka (peringkat 8).
Membangun Pusat Pelatihan
Meski sanggup melaju hingga babak 16 besar, para pemain timnas Yunani memilih tidak menerima uang bonus. Ya, bonus armada asuhan Fernando Santos ini disumbangkan untuk membangun pusat pelatihan.
Sekretaris Jenderal Olahraga Yunani, Yiannis Andrianos mengatakan, para pemian menulis surat kepada Perdana Menteri Antonis Samaras meminta bonus mereka digunakan untuk membiayai pembangunan pusat pelatihan baru. Dan permintaan itu langsung mendapat respon.
Sejak krisis ekonomi yang melanda di Yunani pada 2009, anggaran untuk olahraga menurun drastis. Oleh sebab itu, sebagai bentuk solidaritas, para pemain lebih memilih untuk menghibahkan bonus uang mereka untuk proyek pengembangan olahraga Yunani.
(Bola.net/Yoga Radyan)
Baca Juga:
- Piala Dunia 2006: Panggung Striker Muda Jerman, Lukas Podolski
- Luiz Felipe Scolari, Otak di Balik Keberhasilan Brasil Jadi Juara Piala Dunia 2002
- Romantisme Guus Hiddink dan Korea Selatan: Tembus Semifinal Piala Dunia 2002, Namanya Diabadikan Jad
- Theo Walcott, Perjudian Besar Timnas Inggris di Piala Dunia 2006
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Piala Dunia 2014: Susah Payah Argentina Tundukkan Swiss pada Babak 16 Besar
Piala Dunia 6 September 2022, 01:30 -
Guillermo Ochoa: Pelindung Meksiko di Piala Dunia 2014 dan 2018
Piala Dunia 5 September 2022, 15:17 -
Beda Nasib Kosta Rika di Piala Dunia 2014 dan 2018
Piala Dunia 1 September 2022, 19:08 -
Piala Dunia 2014: Perjuangan Gigih Aljazair Saat Berjumpa Jerman di Babak 16 Besar
Piala Dunia 1 September 2022, 13:21 -
Manuel Neuer di Piala Dunia 2014: Juara dan Kiper Terbaik
Piala Dunia 30 Agustus 2022, 17:44
LATEST UPDATE
-
Jadwal dan Link Live Streaming PSM Makassar vs Barito Putera 9 Februari 2023
Bola Indonesia 9 Februari 2023, 13:48 -
MU Jumpa Leeds Lagi di Akhir Pekan, Erik Ten Hag: Yang Ini Kita Harus Menang!
Liga Inggris 9 Februari 2023, 12:55 -
Tes Pramusim MotoGP 2023 Sudah Dekat: Apa Saja yang Harus Dijajal Para Rider?
Otomotif 9 Februari 2023, 12:44 -
Prediksi AC Milan vs Torino 11 Februari 2023
Liga Italia 9 Februari 2023, 12:31 -
VR46 Turunkan 3 Tim, Inilah Daftar Pembalapnya di MotoGP dan Moto2 2023
Otomotif 9 Februari 2023, 12:05 -
Hari Ini! Hitung Mundur 100 Hari Menuju Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia
Piala Dunia 9 Februari 2023, 11:33 -
Bukan Cuma Hakim Ziyech, 4 Transfer Ini Juga Gagal Karena Alasan Sepele
Liga Inggris 9 Februari 2023, 10:55
LATEST EDITORIAL
-
Termasuk Jorginho, 5 Pemain Italia yang Berkarier di Premier League 2022/2023
Editorial 9 Februari 2023, 13:33 -
3 Pemain yang Bisa Dibawa Luis Enrique ke Chelsea
Editorial 9 Februari 2023, 12:37 -
6 Pemain Tertua Arsenal Musim 2022/2023, Jorginho Baru Merapat
Editorial 8 Februari 2023, 16:26 -
7 Bintang Premier League yang Mengadu Nasib di MLS, Aubameyang Menyusul?
Editorial 8 Februari 2023, 15:35 -
Tak Ada De Gea, 10 Kiper Premier League dengan Nilai Pasar Tertinggi
Editorial 8 Februari 2023, 14:20
KOMENTAR