Bola.net - Sebuah data statistik menunjukkan, lebih banyak pria daripada perempuan yang dilaporkan sebagai korban virus corona (Covid-19). Seperti disampaikan Koordinator Respons Coronavirus White House, Dr Deborah Birx dua minggu lalu bahwa ada tren kasus yang memprihatinkan, "Kematian para pria tampaknya dua kali lipat dari setiap kelompok usia wanita."
Data yang dikumpulkan Global Health dengan dukungan CNN juga menemukan, di beberapa negara ada banyak pria yang didiagnosis virus corona meninggal dunia. Sementara Aljazeera melaporkan, data ini sebenarnya pertama kali dicatat di China. Mereka mengungkapkan 2,8 persen pria yang tertular virus meninggal dunia, dibandingkan dengan 1,7 persen wanita yang tertular.
Temuan ini juga terbukti di Italia, di mana tingkat kematian saat ini 7,2 persen pada pria dan 4,1 persen pada wanita. Di Korea Selatan, walaupun proporsi perempuan lebih banyak terkena kasus positif namun 54 persen kematian disumbang pria.
Ini bukan pertama kalinya virus corona menunjukkan ketidaksetaraan gender. Sebelumnya, wabah sindrom pernafasan akut (SARS) dan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS) juga ditemukan lebih mempengaruhi pria.
Tren ini direplikasi di laboratorium dengan studi tikus, di mana tikus jantan lebih rentan terhadap SARS. Studi ini dinilai dengan mengukur viral load mereka, serta penanda peradangan di paru-paru yang menyebabkan kerusakan paru-paru.
Sekarang pertanyaannya, mengapa pria cenderung berisiko meninggal akibat coronavirus daripada wanita? Hingga saat ini, para ilmuwan belum dapat memberikan jawaban yang pasti, namun ada beberapa teori.