Neymar (c) AP Photo
Bola.net - Selain menerbitkan senyum, sepak bola juga bisa memantik amarah kita. Banyak hal di lapangan hijau yang bisa dengan mudah membuat kita kesal dan marah.
Pemain kesayangan kita dicederai, tim andalan kita dicurangi, dan hal-hal semacamnya tentu membuat kita sebal.
Kekesalan bisa juga dipantik oleh ulah para pesepak bola di lapangan hijau. Tekling ngawur, ulah provokatif, dan banyak lagi kelakuan para pesepak bola ini yang membuat kita harus menghela napas.
Dari sekian pemain yang kerap membuat kesal tersebut, laman Squawka menyusun daftar delapan pesepak bola yang paling mudah membuat kita membencinya. Siapa saja para pesepak bola tersebut? Simak artikel selengkapnya di bawah ini.
1 dari 8 halaman
Sergio Ramos
Sergio Ramos (c) AP Photo
Ramos adalah salah seorang bek tengah terbaik dalam sejarah sepak bola modern. Ia pun merupakan pilar utama benteng pertahanan Real Madrid. Namun, ia juga merupakan salah satu pesepak bola yang bisa dengan mudah membuat orang kesal.
Pada 2018, para pencinta Liverpool menghujani Ramos dengan sumpah serapah ketika ia berperan dalam cedera yang dialami Mohamed Salad. Hal ini pula yang membuatnya sempat berselisih dengan Pelatih Liverpool, Jurgen Klopp.
Belakangan, Ramos meningkatkan level trolling-nya terhadap tim lawan dengan terkadang mengeksekusi sepakan penalti. Dalam mengeksekusi sepakan penalti ini, Ramos pun tak mau biasa-biasa saja. Terkadang ia melakukannya dengan teknik panenka.
2 dari 8 halaman
Diego Costa
Diego Costa (c) AFP
Banyak pemain Premier League dan La Liga yang sudah menjadi korban keganasan Diego Costa. Tak hanya piawai merobek jala gawang lawan, Costa pun tak jarang 'merobek' pelipis dan kening lawan dengan sikut dan lengannya.
Costa bisa jadi merupakan raja dalam urusan merundung barisan belakang lawan.
Costa mungkin penyerang top. Namun, ketika menangani Chelsea, Antonio Conte, merasa tak bisa menolerir perilaku penyerang asal Brasil tersebut. Walhasil, Costa harus meninggalkan Stamford Bridge dan kembali ke Atletico Madrid.
Bersama Atletico, ketika kondisinya fit, Costa tetap menjadi andalan Diego Simeone untuk membully barisan pertahanan lawan.
3 dari 8 halaman
Ander Herrera
Ander Herrera (c) PSG
Herrera merupakan anak manis ketika didatangkan Manchester United dari Athletic Bilbao. Namun, seiring berjalannya waktu, pemain asal Spanyol ini menunjukkan sejumlah perubahan.
Puncak perubahan Herrera terjadi ketika Jose Mourinho berada di singgasana kepelatihan Old Trafford. Herrera kian menjadi. Ia kian sering mengincar engkel pemain lawan dan lebih kerap berteriak kepada wasit untuk memberi keputusan yang menguntungkannya.
Terlepas dari segala sikapnya itu, juga fakta bahwa ia kerap menjadi sasaran hujatan suporter lawan, tim manapun pasti senang jika Herrera menjadi bagian mereka.
4 dari 8 halaman
Luis Suarez
Luis Suarez di Liverpool (c) Bola.net
Luis Suarez mengukuhkan namanya sebagai pemain bengal ketika memperkuat Liverpool. Di luar lapangan, pemain asal Uruguay ini memang merupakan sosok manis. Namun, di dalam lapangan, semua berbeda.
Penyerang yang saat ini memperkuat Atletico Madrid tersebut akan melakukan apa pun untuk memberi timnya keuntungan. Suarez mengaku, dalam sejumlah kesempatan ia tak bisa menangani kekalahan dengan baik.
Bagaimanapun, Suarez adalah pemain luar biasa yang kariernya dipenuhi dengan kontroversi. Namun, banyak pencinta sepak bola yang membencinya dengan beragam alasan.
5 dari 8 halaman
Sergio Busquets
Sergio Busquets (c) AFP
Bagi banyak orang, Busquets merupakan pemain paling 'palsu' di kubu Barcelona. Ada banyak edisi El Clasico dalam beberapa tahun belakangan yang melibatkan Busquets berakting dan berupaya menipu wasit.
Busquets sendiri merupakan pesepak bola dengan talenta luar biasa. Barcelona bisa jadi tak akan bisa jadi seperti saat ini tanpa kehadiran sosok Busquets.
Namun, segala kelebihan Busquets ini tertutupi dengan stigma tukang akting yang disematkan kepadanya. Semua tentu masih ingat insiden cilukba yang dilakukannya pada laga kontra Inter Milan, 2010 silam.
6 dari 8 halaman
Neymar
(c) instagram/neymarjr
Neymar merupakan salah satu pesepak bola terbaik di dunia. Bahkan, cedera yang membekap tak mampu meredupkan sinar kebintangan pemain asal Brasil tersebut.
Namun, Neymar tetap memiliki sisi gelap. Ia disebut kerap terjatuh dengan terlalu mudah. Pada laga antara Brasil dan Costa Rica beberapa waktu lalu, ia sukses memaksa wasit memberi hadiah penalti. Padahal, dalam tayangan ulang, kontak yang diterimanya sangat lembut.
Neymar sendiri membela diri bahwa ia sama sekali tak berakting. Bahkan, ia mengaku kerap harus menjalani terapi es selama empat sampai lima jam usai pertandingan untuk memulihkan diri.
7 dari 8 halaman
Pepe
Pepe (c) AFP
Bersama Ramos, Pepe sukses menjadi salah satu pilar lini pertahanan Real Madrid beberapa waktu lalu. Sama seperti rekan duetnya, Pepe pun juga kerap menyulitkan wasit dengan aksi dan ulahnya.
Aksi Pepe yang paling terkenal mungkin terjadi pada laga kontra Getafe pada 2009 lalu. Laga ini bisa jadi merupakan pertunjukan Pepe yang kehilangan kontrol diri.
Setelah membuat timnya terkena penalti, ia dua kali menendang JavivCasquero, mendengkulnya di punggung, dan menginjak Casquero dua kali. Setelahnya, ia pun menunjukkan kemarahannya kepada semua orang di lapangan.
8 dari 8 halaman
Marouane Fellaini
Marouane Fellaini (c) mufc
Fellaini adalah pemain yang selalu berlagak tak bersalah di hadapan wasit. Namun, banyak pemain lawan yang menjadi korban sikutan ataupun lengan pemain asal Belgia ini. Selain itu, ia pun kerap melancarkan takling-takling keras sepanjang pertandingan.
Namun, ini bukan alasan mengapa Fellaini masuk dalam daftar pemain yang bisa dengan mudah dibenci. Gol-gol yang dicetak Fellaini lah yang membuatnya masuk dagtar ini.
Hanya sedikit gelandang seperti Fellaini. Di Manchester United, Mourinho secara efektif menjadikannya sebagai alternatif pemecah kebuntuan timnya mencetak gol. Seringnya, hal ini berhasil.
Proses golnya pun nyaris seragam. Jika buntu, layangkan bola ke tiang jauh. Fellaini hampir bisa dipastikan akan datang dan menyambutnya. Sangat mengesalkan.
(Bola.net/Dendy Gandakusumah)