Bola.net - Didier Deschamps merupakan sosok penting di balik kesuksesan Timnas Perancis menjuarai Piala Dunia 2018. Deschamps lahir pada 15 Oktober 1968 di Bayonne, sebuah kota kecil dekat pantai Atlantik di sebelah barat daya Prancis.
Didier Deschamps sukses membawa negaranya merengkuh Piala Dunia untuk kali kedua. Ia sosok pemain dan pelatih ketiga, yang merasakan juara di ajang Piala Dunia (1998 dan 2018). Didier Deschamps mampu menyusul torehan Mario Zagallo dan Franz Beckenbauer.
Sebelum menjadi pelatih timnas dan meraih juara Piala Dunia 2018, Didier Deschamps memulai karier sebagai pelatih bersama AS Monaco dan berhasil memenangi Piala Liga Prancis dan menjadi runner-up Liga Champions.
Setelah menukangi Monaco (2001-2005), Didier Deschamps membesut Juventus (2006-2007) dan Marseille (2009-2012).
Selain menorehkan tinta emas dalam karier kepelatihan, semasa masih menjadi pesepak bola, Didier Deschamps menjadi kapten termuda yang berhasil meraih gelar Liga Champions.
Ia melakukannya ketika usianya masih 24 tahun, saat berseragam Marseille. Namun, ia mengukir puncak karier sebagai pesepak bola bersama Juventus.
Bersama klub asal Turin, Italia itu, selama durasi lima tahun (1994-1999), dia bisa dibilang meraih segalanya, termasuk trofi Liga Champions 1995-1996.
Pada 1998, dia meraih trofi Piala Dunia pertamanya saat ikut mengantar Les Bleus menjuarai turnamen sepak bola paling akbar di dunia itu.
Didier Deschamps dikenal sebagai pemain yang memiliki gaya main spartan, pekerja keras mempertahankan areanya. Dikutip dari The Sun, lantaran gaya mainnya itu, mantan rekannya di Prancis, Eric Cantona, menjulukinya 'winter carrier' (pengangkut air).
Istilah itu yang sekarang banyak digunakan para komentator untuk menggambarkan pemain dengan tipikal seperti Didier Deschamps. Gelandang pengangkut air.
Berikut kata-kata Didier Deschamps, sosok yang berjasa dalam keberhasilan Timnas Perancis meraih dua gelar Piala Dunia, dirangkum dari Brainyquote.